PEMBAHASAN PELANGGARAN ETIKA BISNIS DENGAN MENGGUKAN STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN ENRON
PEMBAHASAN PELANGGARAN
ETIKA BISNIS DENGAN MENGGUKAN STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN ENRON
Kronologis Kasus
Pada awal tahun 2001 patner KAP Andersen
melakukan evaluasi terhadap kemungkinan mempertahankan atau melepaskan Enron
sebagai klien perusahaan, mengingat resiko yang sangat tinggi berkaitan dengan
praktek akuntansi dan bisnis enron.
Dari hasil evaluasi di putuskan untuk
tetap mempertahankan Enron sebagai klien KAP Andersen dan Salah seorang
eksekutif Enron di laporkan telah memepertanyakan praktek akunting perusahaan
yang dinilai tidak sehat dan mengungkapkan kekhawatiran berkaitan dengan hal
tersebut kepada CEO dan partner KAP Andersen pada pertengahan 2001. CEO Enron
menugaskan penasehat hukum perusahaan untuk melakukan investigasi atas
kekhawatiran tersebut tetapi tidak memperkenankan penasehat hukum untuk
mempertanyakan pertimbangan yang melatarbelakangi akuntansi yang dipersoalkan.
Hasil investigasi oleh penasehat hukum tersebut menyimpulkan bahwa tidak ada
hal-hal yang serius yang perlu diperhatikan.
Pada tanggal 16 Oktober 2001, Enron
menerbitkan laporan keuangan triwulan ketiga. Dalam laporan itu disebutkan
bahwa laba bersih Enron telah meningkat menjadi $393 juta, naik $100 juta
dibandingkan periode sebelumnya. CEO Enron, Kenneth Lay, menyebutkan bahwa
Enron secara berkesinambungan memberikan prospek yang sangat baik. Ia juga
tidak menjelaskan secara rinci tentang pembebanan biaya akuntansi khusus
(special accounting charge/expense) sebesar $1 miliar yang sesungguhnya
menyebabkan hasil aktual pada periode tersebut menjadi rugi $644 juta. Para
analis dan reporter kemudian mencari tahu lebih jauh mengenai beban $1 miliar
tersebut, dan ternyata berasal dari transaksi yang dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh CFO Enron.
Pada tanggal 2 Desember 2001 Enron
mendaftarkan kebangkrutan perusahaan ke pengadilan dan memecat 5000 pegawai.
Pada saat itu terungkap bahwa terdapat hutang perusahaan yang tidak di laporkan
senilai lebih dari satu milyar dolar. Dengan pengungkapan ini nilai investasi
dan laba yang di tahan (retained earning) berkurang dalam jumlah yang sama.
Enron dan KAP Andersen dituduh telah melakukan kriminal dalam bentuk
penghancuran dokumen yang berkaitan dengan investigasi atas kebangkrutan Enron
(penghambatan terhadap proses peradilan ). Dana pensiun Enron sebagian besar
diinvestasikan dalam bentuk saham Enron. Sementara itu harga saham Enron terus
menurun sampai hampir tidak ada nilainya.
KAP Andersen diberhentikan sebagai
auditor enron pada pertengahan juni 2002. sementara KAP Andersen menyatakan
bahwa penugasan Audit oleh Enron telah berakhir pada saat Enron mengajukan
proses kebangkrutan pada 2 Desember 2001. CEO Enron, Kenneth Lay mengundurkan
diri pada tanggal 2 Januari 2002 akan tetapi masih dipertahankan posisinya di
dewan direktur perusahaan. Pada tanggal 4 Pebruari Mr. Lay mengundurkan diri
dari dewan direktur perusahaan.
Tanggal 28 Pebruari 2002 KAP Andersen
menawarkan ganti rugi 750 Juta US dollar untuk menyelesaikan berbagai gugatan
hukum yang diajukan kepada KAP Andersen. Pemerintahan Amerika (The US General
Services Administration) melarang Enron dan KAP Andersen untuk melakukan
kontrak pekerjaan dengan lembaga pemerintahan di Amerika. tanggal 14 Maret 2002
departemen kehakiman Amerika memvonis KAP Andersen bersalah atas tuduhan
melakukan penghambatan dalam proses peradilan karena telah menghancurkan
dokumen-dokumen yang sedang di selidiki. KAP Andersen terus menerima
konsekwensi negatif dari kasus Enron berupa kehilangan klien, pembelotan
afiliasi yang bergabung dengan KAP yang lain dan pengungkapan yang meningakat
mengenai keterlibatan pegawai KAP Andersen dalam kasus Enron.
Tanggal 22 Maret 2002 mantan ketua
Federal Reserve, Paul Volkcer, yang direkrut untuk melakukan revisi terhadap
praktek audit dan meningkatkan kembali citra KAP Andersen mengusulkan agar
manajeman KAP Andersen yang ada diberhentikan dan membentuk suatu komite yang
diketuai oleh Paul sendiri untuk menyusun manajemen baru. tanggal 26 Maret 2002
CEO Andersen Joseph Berandino mengundurkan diri dari jabatannya.
Tanggal 8 April 2002 seorang partner KAP
Andersen, David Duncan, yang bertindak sebagai penanggungjawab audit Enron
mengaku bersalah atas tuduhan melakukan hambatan proses peradilan dan setuju
untuk menjadi saksi kunci dipengadilan bagi kasus KAP Andersen dan Enron .
tanggal 9 April 2002 Jeffrey McMahon mengumumkan pengunduran diri sebagai
presiden dan Chief Opereting Officer Enron yang berlaku efektif 1 Juni 2002.
Tanggal 15 Juni 2002 juri federal di
Houston menyatakan KAP Andersen bersalah telah melakukan hambatan terhadap
proses peradilan.
Pembahasan masalah
Menurut teori fraud ada 3 komponen utama yang
menyebabkan orang melakukan kecurangan, menipulasi, korupsi dan sebangsanya
(prilaku tidak etis), yaitu opportunity; pressure; dan rationalization. Ketiga
hal tersebut akan dapat kita hindari melalui meningkatkan moral, akhlak, etika,
perilaku, dan lain sebagainya, karena kita meyakini bahwa tindakan yang
bermoral akan memberikan implikasi terhadap kepercayaan publik (public trust).
Studi empirik Weisen Born, Noris tahun 1997, (dalam
Zabihollah : 2002), terhadap 30 perusahaan di Amerika Serikat yang memiliki
indikasi sering melakukan kecurangan, dari hasil penelitian teridentifikasi
faktor penyebab kecurangan tersebut diantaranya dilatarbelakangi oleh sikap
tidak etis, tidak jujur, karakter moral yang rendah, dominasi kepercayaan, dan
lemahnya pengendalian. Faktor tersebut adalah merupakan prilaku tidak etis yang
sangat bertentangan dengan good corporate governance philosofy yang
membahayakan terhadap business going cocern. Begitu pula praktik bisnis Enron
yang menjadikannya bangkrut dan hancur serta berimplikasi negatif bagi banyak
pihak.Pihak yang dirugikan dari kasus ini tidak hanya investor Enron saja,
tetapi terutama karyawan Enron yang menginvestasikan dana pensiunnya dalam
saham perusahaan serta investor di pasar modal pada umumnya (social impact).
Milyaran dolar kekayaan investor terhapus seketika dengan meluncurnya harga
saham berbagai perusahaaan di bursa efek.
Jika dilihat dari Agency Theory, Andersen sebagai KAP
telah menciderai kepercayaan dari pihak stock holder atau principal untuk
memberikan suatu fairrness information mengenai pertanggungjawaban dari pihak
agent dalam mengemban amanah dari principal. Pihak agent dalam hal ini
manajemen Enron telah bertindak secara rasional untuk kepentingan dirinya (self
interest oriented) dengan melupakan norma dan etika bisnis yang sehat. Lalu apa
yang dituai oleh Enron dan KAP Andersen dari sebuah ketidak jujuran, kebohongan
atau dari praktik bisnis yang tidak etis? adalah hutang dan sebuah kehancuran
yang menyisakan penderitaan bagi banyak pihak disamping proses peradilan dan
tuntutan hukum. Artinya secara kasat mata kasus Enron (baik manajemen Enron
maupun KAP Andersen) telah melakukan mal practice jika dilihat dari etika
bisnis dan profesi akuntan antara lain :
1. Adanya
praktik discrimination of information/unfair discrimination, melalui suburnya
praktik insider trading, dimana hal ini sangat diketahui oleh Board of Director
Enron, dengan demikian dalam praktik bisnis di Enron sarat dengan collusion.
Kondisi ini diperkuat oleh Bussines Round Table (BRT), pada tanggal 16 Pebruari
2002 menyatakan bahwa : (a). Tindakan dan perilaku yang tidak sehat dari
manajemen Enron berperan besar dari kebangkrutan perusahaan; (b). Telah terjadi
pelanggaran terhadap norma etika corporate governance dan corporate
responsibility oleh manajemen perusahaan; (c). Perilaku manajemen Enron
merupakan pelanggaran besar-besaran terhadap kepercayaan yang diberikan kepada
perusahaan.
2. Adanya
Deception Information, yang dilakukan pihak manajemen Enron maupun KAP Arthur
Andersen, mereka mengetahui tentang praktek akuntansi dan bisnis yang tidak
sehat. Tetapi demi trust dari investor dan publik kedua belah pihak merekayasa
laporan keuangan mulai dari tahun 1985 sampai dengan Enron menjadi hancur berantakan.Bahkan
CEO Enron saat menjelang kebangkrutannya masih tetap melakukan Deception dengan
menyebutkan bahwa Enron secara berkesinambungan memberikan prospek yang sangat
baik. KAP Andersen tidak mau mengungkapkan apa sebenarnya terjadi dengan Enron,
bahkan awal tahun 2001 berdasarkan hasil evaluasi Enron tetap dipertahankan,
hal ini dimungkinkan adanya coercion atau bribery, karena pihak Gedung Putih
termasuk Wakil Presiden Amerika Serikat juga di indikasikan terlibat dalam
kasus Enron ini.
3. Arthur
Andersen, merupakan kantor akuntan publik- The big six- yang melakukan Audit
terhadap laporan keuangan Enron Corp. tidak hanya melakukan manipulasi laporan
keuangan Enron, KAP Andersen telah melakuklan tindakan yang tidak etis dengan
menghancurkan dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan kasus Enron. Arthur
Andersen memusnahkan dokumen pada periode sejak kasus Enron mulai mencuat ke
permukaan, sampai dengan munculnya panggilan pengadilan. Walaupun penghancuran
dokumen tersebut sesuai kebijakan internal Andersen, tetapi kasus ini dianggap
melanggar hukum dan menyebabkan kredibilitas Arthur Andersen hancur. Disini
Andersen telah ingkar dari sikap profesionallisme sebagai akuntan independen
dengan melakukan tindakan knowingly and recklessly yaitu menerbitkan laporan
audit yang salah dan meyesatkan (deception of information).
Kesimpulan
Pihak manajemen Enron telah melakukan berbagaimacam
pelanggaran praktik bisnis yang sehat melakukan (Deception, discrimination of
information, coercion, bribery) dan keluar dari prinsif good corporate
governance. Akhirnya Enron harus menuai suatu kehancuran yang tragis dengan
meninggalkan hutang milyaran dolar.
KAP Andersen sebagai pihak yang seharusnya menjungjung
tinggi independensi, dan profesionalisme telah melakukan pelanggaran kode etik
profesi dan ingkar dari tanggungjawab terhadap profesi maupun masyarakat
diantaranya melalui Deception, discrimination of information, coercion,
bribery. Akhirnya KAP Andersen di tutup disamping harus mempertanggungjawabkan
tindakannya secara hukum.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
0 komentar:
Posting Komentar